LOS ANGELES - Bagi perempuan yang suka mengkonsumsi alkohol, Anda harus berhati-hati. Studi menunjukkan wanita pada usia menopause yang mengkonsumsi dua atau lebih minuman beralkohol bisa dua kali beresiko terkena kanker endometrial, demikian hasil studi yang dilakukan di Los Angeles, AS.
Penelitian yang dilakukan pada Universitas California Selatan menggunakan data epidemiologi kepada lebih dari 215.000 orang responden dari Los Angeles dan Hawai yang dilakukan pada 1993 oleh Dr Brian Anderson, Dekan Fakultas Kedokteran pada Universitas California Selatan dan Dr Laurence Kolonel, dari Universitas Hawai. Para peneliti ini menelaah kepada 41.574 wanita pada usia paska menopause Afrika-Amerika, Jepang-Amerika, orang Hawai dan wanita kulit putih di Los Angeles dan Hawai, dengan rata-rata lama pengamatan selama delapan tahun.
“Ini merupakan studi paling prospek yang pertama yang memberikan laporan secara signifikan, kaitan antara alkohol dan kanker endometrial,” kata Veronica Wendy Setiawan dari Fakultas Kedokteran. “Studi terdahulu menunjukkan bahwa konsumsi alkohol terkait erat dengan estrogen pada level yang lebih tinggi pada wanita usia menopause, yang mana mekanismenya mengkonsumsi alkohol secara harian meningkatkan resiko terkena kanker endometrial,” katanya.
Dari London juga dilaporkan bahwa seseorang yang meminum alkohol sangat beresiko terkena kanker usus besar. Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Riset Kanker Inggris ini menyatakan bahwa meminum banyak anggur merah dalam gelas besar atau bir setiap hari meningkatkan resiko terkena kanker usus besar sebesar 10 persen. Demikian seperti dilaporkan The Daily Mail. Masyarakat yang meminum dua takaran (pint/0.568 liter) bir sehari atau dua gelas besar wine memiliki resiko terkena kanker usus besar 25 persen.
“Hasil penelitian menunjukkan cukup jelas, bahwa lebih banyak alkohol yang kamu minum semakin besar peluang terkena kanker usus besar,” kata Tim Key, Direktor Epidemiologi Kanker, Pusat Riset Kanker di Oxford.
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Internasional Kanker, yang melibatkan responden 480.000 orang di 10 negara Eropa yang menanyakan tentang kebiasaan minum mereka. Semua partisipan mengikuti proses ini selama periode enam tahun, dimana 1.833 di antaranya menderita kanker usus besar. Di Inggris 35.000 kasus baru kanker usus besar terdiagnosa dimana 16.000 kasus diantaranya berakhir meninggal dunia. (abdul malik/sindo/via)
Kamis, 18 Oktober 2007
Obesitas Persingkat Usia

JAKARTA - Memiliki berat badan yang berlebihan tentu sangat membuat tidak nyaman. Bahkan sebuah studi mengatakan, obesitas lebih berbahaya daripada merokok. Selain itu, kelebihan berat badan ternyata juga dapat memperpendek umur seseorang.
Dalam penelitian tersebut dikatakan merokok dapat membuat umur lebih pendek rata-rata 10 tahun. Namun obesitas ternyata lebih memperpendek umur manusia sekitar 13 tahun lebih.
Penelitian yang dilakukan 250 ilmuwan di Inggris Raya memperkirakan krisis obesitas akan terjadi sekurang-kurangnya 30 tahun lagi. Jika melihat tren yang terus berlangsung ini maka pada tahun 2050 krisis kegemukan akan melanda Inggris Raya dan dunia. Dari kasus kegemukan tersebut diperkirakan dialami oleh 60 persen laki-laki dan 50 persen wanita. Bahkan obesitas juga menyerang sekitar 25 persen anak-anak di Inggris Raya.
Dampak obesitas yang paling banyak terjadi adalah serangan diabetes yang mencapai 70 persen dan penyakit stroke sekitar 30 persen. Bahkan, sebanyak 20 persen penderita obesitas akan mudah terserang penyakit koroner. Selain itu, obesitas juga diyakini mengakibatkan penyakit kanker.
Para ilmuwan dan peneliti pun menghimbau untuk memerangi obesitas dan kembali ke tubuh yang normal. Namun hal tersebut tentu tidak mudah, karena kehidupan yang serba modern akan semakin memberikan variasi konsumsi yang lebih beragam.
"Kami harus melawan kondisi tersebut dengan segera mengurangi epidemik obesitas dari setiap individu” ujar Kepala Penasehat Ilmuwan Pemerintah Professor David King, seperti dilansir dailymail, Rabu (17/10/2007).
Obesitas bahkan sekarang menyerang anak-anak kecil. Pola konsumsi menjadi faktor utama terjadinya obesitas, selain faktor gen yang cukup berpengaruh. Obesitas tanpa disadari telah menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.
Melihat studi yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris Raya tersebut tentu dapat menjadi gambaran bahaya dari obesitas. Dan tentunya, pola hidup dan pola konsumsi yang baik diharapkan akan mengurangi resiko terserang obesitas. (via)
Dalam penelitian tersebut dikatakan merokok dapat membuat umur lebih pendek rata-rata 10 tahun. Namun obesitas ternyata lebih memperpendek umur manusia sekitar 13 tahun lebih.
Penelitian yang dilakukan 250 ilmuwan di Inggris Raya memperkirakan krisis obesitas akan terjadi sekurang-kurangnya 30 tahun lagi. Jika melihat tren yang terus berlangsung ini maka pada tahun 2050 krisis kegemukan akan melanda Inggris Raya dan dunia. Dari kasus kegemukan tersebut diperkirakan dialami oleh 60 persen laki-laki dan 50 persen wanita. Bahkan obesitas juga menyerang sekitar 25 persen anak-anak di Inggris Raya.
Dampak obesitas yang paling banyak terjadi adalah serangan diabetes yang mencapai 70 persen dan penyakit stroke sekitar 30 persen. Bahkan, sebanyak 20 persen penderita obesitas akan mudah terserang penyakit koroner. Selain itu, obesitas juga diyakini mengakibatkan penyakit kanker.
Para ilmuwan dan peneliti pun menghimbau untuk memerangi obesitas dan kembali ke tubuh yang normal. Namun hal tersebut tentu tidak mudah, karena kehidupan yang serba modern akan semakin memberikan variasi konsumsi yang lebih beragam.
"Kami harus melawan kondisi tersebut dengan segera mengurangi epidemik obesitas dari setiap individu” ujar Kepala Penasehat Ilmuwan Pemerintah Professor David King, seperti dilansir dailymail, Rabu (17/10/2007).
Obesitas bahkan sekarang menyerang anak-anak kecil. Pola konsumsi menjadi faktor utama terjadinya obesitas, selain faktor gen yang cukup berpengaruh. Obesitas tanpa disadari telah menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.
Melihat studi yang dilakukan oleh ilmuwan Inggris Raya tersebut tentu dapat menjadi gambaran bahaya dari obesitas. Dan tentunya, pola hidup dan pola konsumsi yang baik diharapkan akan mengurangi resiko terserang obesitas. (via)
Langganan:
Komentar (Atom)